Rabu, Maret 22, 2023

Kerajinan Tangan Alat Musik Tradisional Gorontalo Masuk Dalam Project “Sustainable Regional Innovation For Reduktion Of Environmental Pollution (SRIREP)”

Sirajudin Luma : Perlu adanya perhatian dari pemerintah dalam melestarikan alat musik tradisional Gorontalo

 

Rekamfakta.com, Kabupaten GorontaloDi era sekarang ini orang sudah sangat jarang yang simpati pada hal-hal yang berhubungan dengan istilah tradisional kecuali orang yang benar-benar menyukai sutau hal yang tradisional. padahal kita sebagai generasi muda harus menghidupkan kembali atau melestarikan semua peninggalan nenek moyang kita agar tidak hilang ciri khas dari suatu daerah dan masih tetap terjaga dengan rapi tidak tergeser oleh hal baru yang belum tentu baik untuk generasi muda.

musik tradisional adalah seni budaya yang sejak lama truun temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu. Jadi alat musik tradisional merupakan kesenian hasil budaya manusia di dalam masayarakat yang berupa alat yang tujuannya menghasilkan musik yang diwariskan oleh nenek moyang kita yang berkembang di suatu daerah tertentu. Fungsi dari musik itu sendiri bagi masyarakat adalah sebagai media hiburan, pengiring tari, sarana ekonomi, dan lainnya.

Alat musik tradisional sekarang ini jumlahnya sudah sedikit atau bahkan hampir hilang keberadaanya karena tergeser oleh alat yang lebih modern dan kurang adanya keinginan warga gorontalo untuk melestarikannya. Pandangan generasi sekarang mengenai alat musik tradisional adalah bahwa alat musik tradisional itu kuno tidak keren tidak bagus kurang indah dan sebagainya.

Beda halnya dengan masyarakat yang ada di Batudaa, Kabupaten Gorontalo masih menjaga unsur kebudayaan khususnya dalam kerajinan tangan alat musik tradisonal yang sudah di kolaborasikan itu.

Seperti penuturan salah seorang pengrajin alat musik tradisional (12/02/20) dan juga ketua kelompok, Sirajudin Luma “kami sudah lama membuat alat musik tradisional ini,  bahkan sudah empat tahun alat musik ini ditampilkan ditingkat nasional bahkan internasional, yang diwakili oleh anak-anak SMP yang ada di kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolago, ditampilkan Sumatera oleh siswa-siswi Boalemo, ditampilkan siswa-siswi Batudaa di tingkat Provinsi Gorontalo, bahkan satu set sudah di Jepang.”

Pertama ini alat belum set bagini, baru polo-palo  yang rakitan cuma jaga pake manyanyi akan  baganti akan gitar.” Tambah Sirajudin dengan menggunakan bahasa sehari-hari

“Saya berharap alat musik tradisional ini masuk dalam program pemerintah dan digunakan dalam setiap kegiatan daearah.” Lanjut Sirajudin

Ditempat yang sama peneliti Jepang utusan Prof. Masayuki Sakakibara, Ph.D, Satomi Kimijima, Ph.D, melalui juru bicara Nurfitri Abdul Gafur, Ph.D yang juga peneliti asal Gorontalo dan lulusan Dr. dari Jepang itu menjelaskan “hal ini cocok dimasukan dalam project yang kami gagas sekarang, Sustainable Regional Innovation For Reduktion Of Environmental  Pollution (SRIREP), kerja sama dengan UNG dan pemerintah setempat yang di dalamnya sudah include, dengan salah satu kajian berupa “GEOPARK” agar kultur masyarakat lokal bisa termanfaatkan dan terjaga kelestariannya (12/02/20).”

“Pemerintah harus mengetahui dari konsep “GEOPARK”  maka akan ada daya tarik orang lokal bahkan manca negara, karena setiap orang manca negara datang ke Gorontalo mencari tau, apa sebenarnya tradisi di Gorontalo termasuk alat musik, yang merupakan hak paten dan tidak ada di daerah lain.” Tambah Nurfitri

“Perlu adanya kolaborasi, baik pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat lokal agar kelestarian kultur daerah tetap terjaga.” Tutup Nurfitri (Red/RF02)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,291FansSuka
3,743PengikutMengikuti
17,100PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles

error: Content is protected !!