Berita  

‎‎“Jangan Politisasi Gestur Dheninda,” Ridwan Monoarfa Desak Pihak Terkait Usut Calo P3K

Foto : Alim/KabarGorontalo
banner 120x600

Rekam Fakta, Gorontalo — Sekretaris DPW Partai NasDem Provinsi Gorontalo sekaligus anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Ridwan Monoarfa, angkat bicara terkait viralnya video Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo Utara, Dheninda Chairunnisa. Video yang ramai beredar di media sosial itu menuai beragam tanggapan publik, dari dukungan hingga hujatan.

‎Ridwan menilai bahwa apa yang terjadi terhadap Dheninda merupakan bagian dari konsekuensi dunia politik. Namun, ia menyoroti bahwa ada pihak yang sengaja membesar-besarkan persoalan tersebut untuk mengalihkan perhatian dari isu utama: dugaan praktik calo dalam rekrutmen P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).

‎“Respon masyarakat itu biasa. Tapi kalau sampai ada yang minta Dini mundur, itu lucu. Lucu karena punya motif politik. Dini ini anak muda, perempuan, dan punya suara besar. Banyak tokoh yang kalah pamor, makanya ada yang cemburu,” ujar Ridwan Monoarfa, Kamis (16/10/2025).

‎Menurutnya, Dheninda adalah sosok muda yang berani, cerdas, dan konsisten memperjuangkan aspirasi rakyat. Pada pemilu sebelumnya, Dheninda bahkan meraih suara signifikan di dapilnya — hal yang menurut Ridwan justru membuat sebagian kalangan politik tidak nyaman.

‎“Coba lihat, suaranya Dini itu besar sekali. Anak muda loh. Sementara tokoh-tokoh besar malah lewat. Jadi kalau sekarang setiap geraknya disoroti, itu bagian dari politik. Lawan politik pasti mencari celah,” ungkapnya.

‎Terkait gestur Dheninda dalam video yang dianggap sebagian masyarakat tidak pantas, Ridwan menilai hal itu tidak relevan untuk dijadikan bahan serangan politik. Menurutnya, ekspresi spontan seseorang tidak bisa dijadikan tolok ukur moralitas atau integritas politik.

‎“Orang bisa garuk kepala, bisa senyum, bisa diam ketika menghadapi tekanan. Itu manusiawi. Tapi kalau itu dijadikan alat politik, itu tidak sehat. Politisi dinilai dari isi kepalanya ide, argumen, dan komitmennya untuk rakyat,” tegas Ridwan.

‎Ridwan menduga bahwa serangan terhadap Dheninda hanya bertujuan untuk mengaburkan isu besar yang sedang ia angkat: dugaan adanya calo dalam rekrutmen P3K. Ia mengaku telah menerima laporan terkait praktik percaloan tersebut dan mendorong aparat penegak hukum untuk segera melakukan penyelidikan.

‎“Saya lihat ini pengalihan isu. Dini bicara soal calo P3K, dan saya yakin itu ada. Saya sudah terima laporan. Saya akan minta polisi selidiki. Kalau ada yang menjual posisi P3K, itu pelanggaran serius,” tegasnya.

‎Lebih jauh, Ridwan menyebut bahwa praktik calo dalam proses penerimaan tenaga P3K adalah bentuk pengkhianatan terhadap semangat pemerintahan yang bersih dan berkeadilan.

‎“Kalau orang cari kerja saja masih harus lewat calo, itu artinya kita belum bernegara dengan benar. Itu bukan semangat kebangsaan,” ujarnya.

‎Menutup pernyataannya, Ridwan menegaskan dukungan penuh Partai NasDem terhadap kader-kader muda yang berani bersuara, termasuk Dheninda Chairunnisa. Ia menilai, permintaan maaf Dheninda atas viralnya video tersebut sebenarnya tidak perlu dilakukan.

‎“Saya bilang ke Dini, tidak perlu minta maaf. Tidak ada yang salah dengan itu. Semua orang bisa terlihat kurang pas di depan publik, tapi nilai seorang politisi itu di pikirannya dan hatinya, bukan di gesturnya,” pungkas Ridwan.

‎***

Penulis: Maulid YunusEditor: Aman Apik