Berita  

Jangan Tutupi Borok “Calo” Dengan Drama Video! Membongkar Serangan Balik Mafia Birokrasi Pada Dheninda Chaerunnisa

Doc. Rekam Fakta
banner 120x600

Oleh: Hendrawan Dwikarunia Datukramat (Presiden Mahasiswa BEM UNG 2023, Aktivis & Analis Gerakan Sosial)

Rekam Fakta, Opini – Kegaduhan yang sengaja diciptakan di ruang publik Gorontalo Utara beberapa hari ini patut dianalisis. Tiga narasi telah muncul: pembelaan yuridis-moral dari kawan-kawan PERMAHI, analisis politik tajam dari Bung Ridwan Monoarfa, dan pembelaan humanis dari Ferna Qitara Yusuf.

Semuanya mengerucut pada satu kesimpulan: Ada upaya sistematis untuk membungkam Dheninda “Dini” Chaerunnisa.

Sebagai seorang aktivis dan analis gerakan sosial, sulit melihat ini sebagai “kritik publik” yang sehat. Ini lebih terlihat sebagai serangan balik yang terkoordinasi. Sebuah manual klasik dari para pengecut yang terusik bisnis haramnya.

Dini tidak sedang diserang karena gestur atau senyumnya. Itu omong kosong. Dini diserang karena substansi yang ia suarakan: “PERANG MELAWAN CALO P3K!”

Mari kita bongkar permainannya.

  1. Taktik Klasik: Bunuh Orangnya, Kubur Isunya.

Apa yang diungkap oleh Dini adalah fakta lapangan yang menjadi rahasia umum. Praktik percaloan P3K adalah “bisnis gelap” yang melibatkan oknum-oknum di lingkaran kekuasaan. Ini adalah mafia birokrasi yang memperdagangkan harapan dan masa depan rakyat kecil.

Ketika Dini seorang perempuan muda, seorang legislator baru berani menyuarakan ini, ia tidak hanya menginjak kaki, ia membakar sarang mereka.

Apa respons terbaik dari gerombolan yang terusik? Tentu saja bukan menjawab datanya. Mereka tidak akan pernah berani berdebat soal fakta calo itu. Yang mereka lakukan adalah mencari celah untuk membunuh karakternya.

Muncullah “potongan video” yang sengaja dipelintir. Ini adalah taktik ad hominem paling busuk. Mereka tidak bisa melawan fakta Dini, jadi mereka menyerang figur Dini. Mereka memanipulasi senyumnya, yang seperti ditulis Ferna Qitara Yusuf, adalah senyum “tanggalo” (menahan diri), dan memelintirnya menjadi “senyum kesombongan”.

Ini adalah pembodohan publik yang brutal.

  1. Pengalihan Isu: “Bisnis Gelap” Ditutupi “Drama Murahan”.

Bung Ridwan Monoarfa sangat tepat. Ini adalah “drama murahan” untuk menutupi “bisnis gelap”.

Fokus publik sengaja digeser. Isu yang seharusnya tentang “berapa banyak korban calo?” dan “siapa beking mafia P3K?” diubah menjadi “pantas tidak Dini bersikap begitu?”.

Ini adalah pengalihan isu yang sukses didanai oleh mereka yang ketakutan. Mereka yang menikmati aliran dana dari jual-beli jabatan kini bertepuk tangan di belakang layar, melihat Dini dirundung publik atas isu yang tidak substansial. Mereka berhasil mengadu domba rakyat dengan wakilnya yang jujur.

Mereka ingin Dini diam, Dini trauma, dan Dini berhenti bicara. Sehingga, bisnis gelap mereka di rekrutmen selanjutnya bisa berjalan aman kembali.

  1. Serangan Misoginis Terhadap Perempuan Kritis.

Mari kita jujur. Dini diserang begitu brutal karena dia adalah perempuan muda yang kritis. Seperti kata PERMAHI, ini adalah serangan terhadap “perempuan yang kritis dan berani”.

Jika yang bicara adalah politisi laki-laki senior yang garang, mereka akan berpikir dua kali. Tapi karena ini Dini, seorang figur muda, mereka merasa bisa “mengajari” dan “menghukumnya” secara publik. Ini adalah mentalitas patriarki feodal yang takut pada integritas dan keberanian perempuan.

Arah Gerakan Seharusnya Jelas

Sebagai Presiden BEM UNG 2023, posisi jaringan gerakan mahasiswa sudah jelas: kita selalu berdiri di garis yang sama untuk melawan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Apa yang dilakukan Dini adalah wujud genuine dari fungsi pengawasan legislatif. Dia tidak sedang berpolitik; dia sedang menjalankan amanah moralnya untuk melindungi rakyat dari praktik culas. Fakta dan keberanian inilah yang seharusnya dikawal.

Drama video murahan itu hanyalah sampah digital yang tidak relevan. Substansi sebenarnya yang harus menjadi fokus bersama adalah: Bongkar dan tangkap calo P3K beserta para bekingnya sampai ke akar!

Kepada publik Gorontalo Utara, jangan mau tertipu oleh teater para mafia. Jangan mau energi kita habis mengurusi gestur dan senyum, sementara uang rakyat dan masa depan PNS dirampok di depan mata kita.

Semakin kencang mereka berteriak soal video, semakin jelas bahwa Dini telah meninju tepat di ulu hati sarang makelar kasus.

Arahkan kemarahan kita pada musuh yang sebenarnya: MAFIA CALO P3K!