Rekam Fakta, Gorontalo – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Gorontalo, \
, mengecam pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengklaim bahwa seorang presiden dapat memihak dan diperbolehkan berkampanye dalam pemilu. Datukramat menyebut pernyataan Jokowi sebagai tindakan yang memalukan.
“Pernyataan Jokowi sungguh memalukan mengingat perannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Seringkali kita mendengar seruan untuk menjaga netralitas ASN dan aparat negara, namun sekarang malah orang dengan posisi tertinggi di pemerintahan justru menyatakan boleh terlibat langsung dalam kampanye. Ini jelas kontradiksi dengan arahan yang diberikan kepada bawahan-bawahannya,” ungkap Datukramat kepada saat dihubungi pada Sabtu, 27 Januari 2024.
Menurut Datukramat, hal tersebut terasa aneh, terutama ketika aparat negara selalu menekankan pentingnya menjaga kedamaian dalam proses pemilu. Ia menilai bahwa jika presiden menunjukkan keberpihakan, hal itu berpotensi menciptakan ketegangan dan konflik di tengah masyarakat.
Dalam penjelasan lebih lanjut melalui sebuah keterangan yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi mengacu pada Pasal 299 Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 untuk mendukung pernyataannya.
Namun, Datukramat mengkritik penjelasan tersebut dengan merujuk pada Pasal 282 UU Pemilu yang sama, yang secara tegas melarang pejabat negara melakukan tindakan yang dapat menguntungkan atau merugikan peserta pemilu selama masa kampanye. Pasal 283 dalam peraturan itu juga menegaskan larangan bagi pejabat negara untuk mengadakan kegiatan yang bersifat mendukung satu pihak dalam pemilu.
“Jadi, jika Jokowi ingin terlibat dalam kampanye dan mendukung pasangan calon tertentu, seharusnya ia harus mundur atau setidaknya mengambil cuti dari jabatannya sebagai presiden,” tegas Datukramat.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye dalam pemilu. Pernyataan tersebut juga berlaku untuk menteri, dengan catatan tidak menyalahgunakan fasilitas negara. Meskipun hingga saat ini Jokowi belum secara terang-terangan mendukung pasangan calon di Pilpres 2024, pernyataannya menuai pro dan kontra di kalangan mahasiswa dan masyarakat. (RF).