Berita  

‎RG Dorong Kepastian Regulasi untuk Perkuat Minat Investasi Jepang di Indonesia

Foto Istimewa
banner 120x600

Rekam Fakta, Jakarta — Indonesia kini menempati posisi strategis sebagai salah satu negara tujuan utama investasi global, khususnya bagi Jepang. Hal ini disampaikan oleh Rachmat Gobel, Presiden Indonesia-Japan Friendship Association (PPIJ) sekaligus Ketua Indonesia-Japan Parliamentary League, saat menyampaikan sambutan dalam acara Indonesia–Japan Executive Dialogue 2025 yang berlangsung di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

‎Dalam forum tersebut, turut hadir Menteri Investasi/Kepala BKPM sekaligus CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, ekonom senior Chatib Basri, serta Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi.

‎Mengutip laporan terbaru Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Gobel menyampaikan bahwa Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam daftar tujuan investasi Jepang. Bila pada Mei 2024 Indonesia masih berada di posisi kelima, maka pada Januari 2025, Indonesia melonjak ke peringkat kedua secara global sebagai destinasi investasi Jepang.

‎“Ini menandakan bahwa Indonesia tetap menjadi negara yang sangat menarik untuk investasi. Apalagi perusahaan-perusahaan Jepang telah lebih dulu menanamkan modal besar, khususnya di sektor otomotif. Mereka telah membangun piramida industrinya di Indonesia, yang berdampak besar pada penciptaan nilai tambah dalam negeri,” ujar Gobel.

‎Ia menilai bahwa peningkatan peringkat ini tak lepas dari tingginya tingkat kepercayaan dunia usaha Jepang terhadap masa depan ekonomi Indonesia. Meski demikian, Gobel menekankan pentingnya kejelasan arah kebijakan dari pemerintah Indonesia agar para investor, khususnya dari Jepang, dapat menyusun strategi ekspansi bisnis secara lebih matang.

‎“Saya yakin teman-teman dari perusahaan Jepang ingin mendengar langsung dari Pak Menteri, dan mungkin juga dari Pak Chatib yang bisa menjelaskan arah iklim investasi Indonesia ke depan,” ungkap Gobel.

‎Ia pun berharap dialog ini mampu menjadi forum strategis bagi para pengusaha Jepang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai kebijakan investasi Indonesia di masa mendatang.

‎***