Formapel Karya Baru Hadir, Gerakan Masyarakat untuk Selamatkan Lingkungan dan Masa Depan Desa

‎Rekam Fakta, Gorontalo – Dari Desa Karya Baru, Kecamatan Dengilo, Kabupaten Pohuwato, lahir sebuah gerakan sosial yang menebar harapan bagi kelestarian alam dan kehidupan masyarakat. Gerakan ini bernama Formapel (Forum Masyarakat Peduli Lingkungan), wadah kebersamaan warga yang tumbuh dari kesadaran bahwa menjaga lingkungan berarti menjaga masa depan desa itu sendiri.
‎
‎Forum ini dipimpin oleh Suryanto Alentadu sebagai Ketua, Sukrin Halin sebagai Sekretaris, dan Iskandar Dalangko sebagai Bendahara, yang juga merupakan mantan Kepala Desa Karya Baru periode 2016–2022.
‎
‎Menurut Iskandar Dalangko, Formapel dibentuk untuk memperkuat semangat gotong royong masyarakat dalam menjaga lingkungan dan membangun kehidupan yang lebih berkelanjutan.
‎
‎“Kami sadar, Desa Karya Baru adalah rumah kita bersama. Setiap pohon, sungai, dan tanah di sini punya arti bagi kehidupan warga,” ujarnya.
‎
‎Iskandar juga tak menutup mata terhadap kenyataan bahwa di sekitar desa terdapat aktivitas pertambangan tanpa izin (PETI) yang selama ini menjadi bagian dari dinamika ekonomi masyarakat. Namun, Formapel memilih hadir dengan pendekatan yang lebih sejuk bukan untuk menyalahkan, tetapi untuk mengajak dan merangkul.
‎
‎“Kami memahami bahwa banyak saudara kita yang menggantungkan hidup pada tambang. Tapi kami percaya, selalu ada jalan untuk mencari penghidupan yang tetap layak tanpa harus mengorbankan lingkungan. Formapel hadir untuk membantu membuka jalan itu,” tambahnya.
‎
‎Visi besar Formapel adalah terwujudnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan masyarakat yang mandiri serta terlindungi dari dampak negatif pertambangan liar. Melalui visi tersebut, Formapel berkomitmen menjalankan berbagai misi yang mencakup upaya mendorong pengawasan dan pengelolaan tambang yang ramah lingkungan, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian alam, serta memfasilitasi pemberdayaan ekonomi warga agar beralih ke usaha yang lebih lestari.
‎
‎Langkah awal Formapel akan dimulai dari kegiatan edukasi, diskusi warga, hingga aksi nyata seperti penanaman pohon dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.
‎
‎“Kami ingin Karya Baru dikenal bukan karena tambangnya, tapi karena masyarakatnya yang peduli, berdaya, dan mampu menjaga alamnya dengan cinta,” ungkap Iskandar.
‎
‎Gerakan ini mendapat sambutan hangat dari warga yang melihat Formapel sebagai simbol kebersamaan baru, bukan untuk memisahkan, melainkan menyatukan kembali kepentingan manusia dan alam.
‎
‎“Lingkungan ini bukan milik satu orang, tapi warisan bagi anak cucu kita semua,” tutup Iskandar Dalangko.
‎
‎***