Rekamfakta.com, Kabupaten Boalemo – Sudah hampir 2 Bulan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota Serius menangani COVID-19 dengan berbagai kegiatan yang telah di laksanakan, terutama pada Kabupaten Boalemo.
Namun beda halnya dengan Pemerintah Desa Mustika, Kecamatan Paguyaman yang terlihat hanya santai menangani COVID-19 di Desa dan diduga ada Mark Up atau penyelewengan Dana Desa untuk penanganan COVID-19 ini.
Rivan Mantulangi, S.Pd sebagai salah satu masyarakat asli Desa Mustika dan juga dikenal sebagai Aktivis muda paling vokal ini saat diwawancarai Awak Media rekamfakta.com sangat menyesalkan kejadian ini bisa terjadi di Desa yang merupakan tanah kelahirannya.
Baca Juga :
https://rekamfakta.com/2020/06/23/tudingan-menyelewengkan-anggaran-covid-19-kades-mustika-membantah-pernyataan-masyarakatnya/
“Padahal informasi yang saya dapat, Dana Penanganan COVID-19 Desa Mustika yang telah di setujui itu sebesar 42.500.000, Namun realisasi di lapangan hanya pembagian masker dan penyediaan tong air untuk 4 Mesjid dan 1 Kantor Desa,” kata Rivan
Menurut Rivan, sampai dengan saat ini belum ada gerakan dari Pemerintah Desa, padahal kemarin pihaknya baru mendapatkan informasi dari Tim Gugus Tugas Provinsi di Kecamatan Paguyaman, Kabupaten BOALEMO bahwa satu orang sudah terpapar COVID-19.
Belum lagi jika dibandingkan dengan Desa tetangga yang sudah berapa kali melaksanakan penyemprotan Disinfektan, namun di Desa Mustika sampai dengan saat ini belum pernah melakukan penyemprotan Disenfektan, Padahal sudah di anggarkan.
“Saya juga sangat menyesalkan pernyataan salah satu Aparat Desa Mustika yang menyampaikan bahwa anggaran COVID-19 cair di Tahap 2, padahal setahu saya Anggaran Pencegahan itu harus di anggarkan pada tahap 1, namun alasannya sudah habis di pembangunan Fisik,” tambah Rivan lagi.
Rivan mempertanyakan, Apakah Anggaran 42 juta lebih itu hanya untuk Pembagian masker, Pembelian 5 tong dan Pembagunan Posko ??
Kalaupun Anggaran pencengahan COVID-19 belum ada, kenapa Pemerintah Desa hanya berdiam diri dan tidak mencari solusi, sedangkan anggaran untuk Bangunan Fisik itu nanti Cair di Tahap 3 tapi progres fisiknya sudah hampir 50 %, kenapa Anggaran Pencegahan COVID-19 untuk keselamatan orang banyak, tapi Pemerintah Desa tidak terlalu serius??,” tutup Rivan Mantulangi, S.Pd. (0N4L/RF)