Bayar 11 Juta, Mahasiswa UNBITA Ini “Bongkar” Kekecewaan Mereka Saat Ikuti Kuliah Orientasi

Foto : Agung Rekam Fakta
banner 120x600

Rekam Fakta, Gorontalo – Polemik “Kuliah Orientasi” yang diterapkan di Universitas Bina Taruna (UNBITA) Gorontalo seringkali menjadi perhatian publik. Seperti diketahui, para mahasiswa yang sudah jenjang semester 4 diwajibkan untuk mengikuti “Kuliah Orientasi” sebagai salah satu mata kuliah wajib dengan membayar dana hingga belasan juta rupiah untuk mengunjungi beberapa daerah di Indonesia.

Jika pada tahun 2023 para mahasiswa harus mengeluarkan biaya 10 Juta Rupiah, maka di tahun ini sudah naik menjadi 11 juta rupiah. Namun harga tersebut tidak sesuai dengan apa yang mereka dapatkan selama mengikuti program itu.

Salah satu mahasiswa UNBITA, Martoyo (nama samaran) menceritakan sedikit pengalaman buruk saat mengikuti Kuliah Orientasi pada tahun ini.

Menurutnya, Kuliah Orientasi yang berlangsung selama 11 hari tersebut tidak sesuai kesepakatan awal yang disampaikan oleh pihak kampus.

“Kuliah Orientasi dimulai pada tanggal 1 sampai 11 juli di daerah Kediri, Surabaya serta Jakarta. Tujuh hari kami di kampung inggris (Kediri) serta ke tempat wisata. Dan lanjut perjalanan dari kediri ke surabaya selama 1 malam, dan kami cuman singgah ke Universitas Hang Tuah serta Sevima,” Ucap martoyo (4/8/2024)

“Dan lanjut 2 hari di jakarta. Yang kami sesalkan disini ada beberapa tempat seperti monas dan tanah abang tidak dikunjungi, padahal dua tempat tersebut tertera di list kunjungan,” Lanjut martoyo

Ia juga membandingkan dengan Kuliah Orientasi Tahun 2023 kemarin dan menyayangkan apa yang didapat di tahun ini sangat jauh berbeda.

“Tahun kemarin hanya 10 juta tetapi dalam waktu selama 2 minggu dan 4 Kota yang dikunjungi, serta difasilitasi 3 hotel yang bisa dibilang mewah, tetapi kami tahun ini mengeluarkan biaya 11 juta namun hanya 3 kota serta tinggal di hotel hanya selama 2 hari di jakarta dan sisanya cuman di asrama Venus Original Camp (VOC) kediri ,” Ungkap martoyo dengan nada emosi

Dengan pernyataan diatas, Martoyo menduga ini adalah salah satu indikasi korupsi dengan memakai instrumen Kuliah Orientasi.

“Kejanggalan yang kami alami selama mengikuti kuliah orientasi tersebut memenuhi syarat dugaan korupsi, karena sangat jauh berbeda dari tahun kemarin.” Kata Martoyo

Sementara itu, Martoyo menyarankan kepada pelajar yang berniat kuliah di UNBITA agar memikirkan kembali keputusan tersebut.

“Saya sarankan jangan masuk disini (Unbita), saudara saya pun yang awalnya ingin kuliah disini, tetapi saya nasehati supaya ia memikirkan kembali keputusannya”, Tutur martoyo

Diakhir wawancara, Martoyo juga mengungkapkan bahwa perihal ini sudah lama dibahas sesama peserta Kuliah Orientasi, hanya saja mereka takut untuk menyampaikan keluhan tersebut ke pihak kampus.

“Pasca Kuliah Orientasi kami semua merasa tidak puas dengan perjalanan tersebut. Tapi kami takut untuk menyampaikan secara langsung ke pihak kampus, semoga dengan berita ini pihak Unbita bisa mengevaluasi Kuliah Orientasi di tahun depan,” Tandasnya.

Saat dikonfirmasi dengan pihak kampus melalui Wakil Rektor 1 Universitas Bina Taruna (Unbita) Gorontalo Yahya Antule, menyampaikan bahwa sebelumnya terjadi miskomunikasi dengan Pemerintah Kota.

“Tadi kita sudah agendakan pada tanggal 9 dengan Pemerintah Kota. Akan tetapi, direschedul oleh mereka (Pemkot) minta, kalau bisa dipindahkan di tanggal 10 pukul 13.00 siang. Sedangkan besoknya tanggal 10 itu anak-anak memiliki jadwal di kampung Inggris. Mau tidak mau kita menyepakati meskipun Pemerintah Kota harus menerima kedatangan kami sudah pukul 17.00 sore dan memberikan seminar,” Ujarnya, Senin (05/08/24).

Lebih lanjut, Yahya menambahkan jika monas dan tanah abang belum sempat dikunjungi, karena pada saat itu kata dia (mereka) harus menyesuaikan dengan pihak travel.

“Bisa saja, saat itu kita pergi lagi kedua tempat itu. Hanya saja, pihak travel menyampaikan jika pergi besar kemungkinan akan ketinggalan pesawat,” Lanjutnya.

“Belum lagi, melihat situasi juga saat itu yang lain sudah siap dan yang lain pula belum artinya masih di tempat tidur. Olehnya, kita memutuskan untuk menyiapkan semua dan langsung kembali,”Ujarnya.

Jadi terkait, salah satu apa yang disampaikan oleh mahasiswa tersebut, dirinya Yahya katakan tidak semua mahasiswa yang mengikuti kuliah orientasi tersebut merasakan hak yang sama.

“Karena, sebagian mahasiswa ketika seminar laporan kuliah orientasi mereka justru mengapresiasi, banyak pengalaman yang mereka dapatkan,” Sambung Yahya.

“Jika mahasiswa tersebut ingin mengalihkan agar jangan masuk di Universitas Unbita Gorontalo, apa tujuannya ? Semua itu pilihan, biarkan masyarakat yang melihat dengan program-program Unbita. Kita pihak kampus tentunya tidak semua bisa menyenangkan semua, dan hal itu saya rasa sudah lumrah, jika ada mahasiswa yang suka dan tidak suka dengan program kuliah orientasi,” Tutupnya.

Agung/RF