Oleh : Ustadz Azis Alie
Bagi orang yang berpuasa dibulan ramadhan dengan penuh keimanan dan semata mengharapkan ridha Allah SWT, akan diampuni dosanya yang telah lalu. Tidak hanya itu saja, di bulan Ramadhan itu setiap detik, menit, jam dan harinya, dilimpahkan berkah oleh Allah SWT.
Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT semata di bulan ramadhan, akan dibalas dengan pahala amal fardu. Sedangkan satu amal fardhu, dibalas dengan paling sedikit 70 kali amal fardhu yang sama di bulan-bulan yang lain.
Selain itu juga, dari 8 pintu surga yang ada. Ada satu pintu syurga yang namanya “Ar-Rayyan”, yang hanya akan dimasuki oleh orang-orang yang rajin berpuasa, khususnya di bulan yang penuh dengan keberkahan ini.
Di bulan ramadhan, yang tidak wajib berpuasa hanyalah mereka yang dibawah usia baligh, atau menurut Ulama Syafi’iyyah, anak-anak yang umurnya dibawah 15 tahun. Orang sakit parah, menahun, atau yang tidak ada harapan lagi untuk sembuh seperti stroke dan lain-lain juga tidak diwajibkan untuk berpuasa.
Kewajiban mereka yang tidak diwajibkan untuk berpuasa ini, ditebus dengan membayar fidyah, yaitu dengan memberi makan orang miskin. Orang-orang yang berat untuk melaksanakan puasa seperti orang yang sudah lanjut usia, tidak diwajibkan pula beepuasa. Namun, kewajiban mereka tetap ditebus dengan membayar fidyah, yaitu dengan memberi makan orang miskin.
Bagi orang yang tidak berpuasa di bulan ramadhan, padahal dia sanggup untuk melaksanakannya, dia akan mendapat ganjaran dosa. Bahkan, mayoritas ulama menghukumi kafir, sebab dia terang-terangan melawan perintah Allah.
Sementara itu, dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an, yang dipanggil oleh Allah SWT untuk menjalankan kewajiban berpuasa di bulan ramadhan, adalah orang-orang yang beriman. Jadi, yang tidak terpanggil untuk berpuasa itu, adalah lawan dari orang-orang yang beriman, yaitu kafir.
Berpuasa di bulan ramadhan juga sangat erat hubungannya denga zakat fitrah. Hubungan erat antara puasa dan zakat itu ada pada hakekat puasa, dimana orang yg berpuasa jika puasanya benar, akan memunculkan empati dan kasih sayang terhadap orang miskin. Hati orang yg berpuasa akan mudah terpanggil untuk memberi perhatian terhadap mereka yang berkekurangan.
Disuasana pandemi Covid-19 saat ini, akan menjadi sempurna pahala ibadah puasa seorang hamba, manakala dia mau mengulurkan bantuan terhadap mereka yang benar-benar fakir, dan miskin. Zakat fitrah itu adalah pembersih diri. Apa yg dimakan itulah yang dizakatkan, agar mereka yang miskin apa-apa, bisa tersenyum bahagia karena bisa merasakan nikmatnya makanan seperti yang dimakan oleh mereka yang berpunya.
Harus kita ketahui, nilai sebuah amal itu ada pada penghujung amal itu sendiri. Jadi, nilai berpuasa dibulan ramadhan itu, ada pada penghujung ramadhan. Itu sebabnya lailatul qadr yang merupakan malam kemuliannya melebihi dari 1000 bulan, ada disepuluh malam terkhir bulan ramadhan, bukan berada diawal atau dipertengahan bulan ramadhan.
Baginda Nabiyullah Muhammad SAW, telah memberi keteladanan kepada umatnya. Di sepuluh malam terakhir itu, beliau justru makin meningkatkan amal ibadahnya, tidak “mendatangi” istri-istrinya, dan menghidupkan malam-malamnya, serta membangunkan keluarganya.