Rekamfakta.com, Kota gorontalo – Baru-baru ini Kota Gorontalo diterjang banjir bandang, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Gorontalo, dibawah pimpinan Risman Taha, menjadi garda terdepan membantu mendistribusikan makanan kepada masyarakat yang terdampak banjir tersebut.
Menurut koordinator lapangan tagana Kota Gorontalo Irwan Thalib, kejadian bencana alam ini memang sudah sering terjadi di kota Gorontalo, dan itu sudah diupayakan penanganan yang baik dari Pemerintah Kota Gorontalo dan Pemerintah Provinsi Gorontalo,
“Namun, kondisi ini ada fasenya, biasanya tiap empat tahun sekali kena banjir seperti ini, dan kita memang sudah terbiasa menangani hal seperti ini, dan upaya-upaya yang di lakukanpun itu tiap tahun ada sisi peningkatan, untuk melayani masyarakat,” tuturnya.
Selanjutnya Irwan mengungkapkan, tahun ini ketika pihaknya menerima informasi adanya banjir bandang dari hulu sungai bone yang terjadi belum lama ini, Pihaknya segera mengumpulkan seluruh relawan Tagana Kota Gorontalo terdiri dari 187 personil yang aktif dari 293 yang tercatat sebagai Anggota Tagana Kota Gorontalo,
“Relawan Tagana ini, ada yang berasal dari Dinsos Kota, dan ada juga yang berjabatan Lurah. Sebagai relawan, ketika ada bencana begini kita harus turun lapangan. Jadi, saat kemarin (12/06/2020) Pukul 05.00 wita, teman-teman sudah melaporkan, baik dari bone bolango atau bantaran sungai bone, akan ada kejadian banjir bandang di Kota Gorontalo. Kami sudah mengantisipasi dengan beberapa hal, kami juga sudah mengumumkan kepada masyarakat,” ungkap Irwan.
Kembali Irwan menjelaskan, yang pertama dilakukan oleh pihaknya adalah membuka posko pengungsian di Aula Kantor Walikota Gorontalo, lalu membuka Dapur Umum, dan bersama seluruh stakeholder yang terkait, bergerak untuk duduk bersama memikirkan bagaimana menangani bencana itu,
“Jadi, pada Kamis, (12/06/2020) itu, kita sudah bangun poskonya. Alhamdulillah, malam itu juga kita sudah mulai beraktivitas, mendirikan Dapur Umum, dan bekerjasama dengan TNI. Kita mengupayakan mengkaper semua yang terdampak banjir, dari laporan itu memang 3 Kecamatan yang terdampak, paling banyak itu Kecamatan Dumbo Raya, sebagian Kecamatan Kota Timur, yang jumlahnya kurang lebih 20 ribu jiwa yang terdampak banjir itu,” jelasnya.
Jumlah pengungsi yang tercatat oleh pihaknya kata Irwan, hanya sekitaran 700 jiwa, dan kondisi saat itu agak sedikit sulit, karena kondisi pada saat itu juga sedan Pandemi Covid-19. Ini yang di upayakan oleh Walikota Gorontalo untuk dipisahkan. Karena, saat itu ada standar protokol kesehatannya
“Makanya, Bapak Walikota Marten Taha, memerintahkan kami untuk segera memisahkan Dapur Umum dan tempat untuk pengungsi. Berikutnya, ada tempat-tempat pengungsi yang bisa diupayakan oleh warga maupun pemerintah, kalau tidak salah ada 4. Tapi, semua pendistribusian logistik harus satu pintu sesuai perintah, baik untuk penerimaan bantuan atau penyaluran bantuan masyarakat,” Katanya
Irwan menambahkan, pihaknya setiap harinya menyalurkan 1400 bungkus makanan yang diambil dari Dapur Umum TNI, Tagana, dan bersama masyarakat mereka mendistribusikan ke tempat pengungsian di kantor Walikota Gorontalo. Demikian pula dari RT/RW, bisa langsung ke kantor Walikota Gorontalo, untuk menjeput makanan,
“Kami juga membantu mereka membersihkan rumah mereka, mungkin perlahan lahan keluhan masyrakat kita akan tampung, dan membicarakan dengan Pemkot Gorontalo, bagaimana membantu mereka yang terdampak dan tidak mempunyai apa-apa lagi. Kalau ada yang bisa melaporkan tentang hal itu, kami dari Tagana Kota Gorontalo siap membantu masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Musna Mina Bari (54) warga Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Timur yang turut terdampak banjr bandang tersebut mengatakan, keberadaan posko yang didirkan oleh Tagana Kota Gorontalo, sangat membantu dirinya dan warga lainnya yang sedang terdampak banjir bandang,
“Poskonya bagus, sangat membantu kami. Alhamdullah kami juga sudah mendapat bantuan sembako dari pemerintah provinsi. Tetapi saat ini rumah saya yang berlokasi di Kompleks Masjid Al-Hidayah Kelurahan Ipilo. Dinding tripleknya rusak, barang perabotan dan alat dapur juga hanyut terbawa banjir. Saat ini kami masih menempati rumah itu, tetapi belum beraktivitas seperti biasa,” tandasnya. (Nur/RF)