Rekamfakta.com, Kota Gorontalo – Rejeki, Jodoh dan Maut adalah suatu hal yang gaib dan tiada seorangpun yang bisa menebak kapan datangnya kecuali Allah SWT Sang Pencipta Semesta Alam. Oleh karena itu, alangkah baiknya segala tutur kata, tingkah laku dan perbuatan kita kepada orang lain harus dijaga dan terus di pelihara agar semua itu akan menjadi amalan baik kita kelak ketika menghadap Sang Ilahi.
Warga Heledulaa Selatan, khususnya warga Kali Serdadu seketika terhenyak bagaikan di sambar petir di siang bolong ketika mendengar kabar bahwa Almarhum Nasir Ibrahim telah pergi untuk selama-lamanya menghadap Sang Maha Kuasa.
Betapa tidak, Almarhum pada hari Senin kemarin saat perayaan 17 Agustus 2020 masih sempat menjadi Pembina Upacara dan Pembaca Teks Proklamasi di lingkungan warga Kali Serdadu. Seakan tidak percaya, istri dan anak serta kerabat merasa kepergian Almarhum terasa begitu cepat karena tidak meninggalkan pesan apa-apa sebelum beliau tutup usia.
Anak dari Almarhum yang bernama Rifai Ibrahim saat di temui di rumah duka mengatakan bahwa Almarhum tidak pernah mengeluhkan sakit yang tergolong berat, yang sering Almarhum keluhkan cuma kelelahan.
“Almarhum adalah sosok ayah yang sangat bertanggung jawab dan pekerja keras, walaupun cuma pengemudi Bentor sekaligus Buruh Bangunan tapi beliau tidak sungkan dengan profesinya tersebut, bahkan sedang kurang sehatpun, Almarhum tetap mengais rejeki hanya demi menafkahi anak istrinya,” ratap Rifai Ibrahim.
Lain lagi yang diutarakan oleh para kerabat dekat dan tetangga, hal yang paling tidak bisa di lupakan oleh mereka adalah tingkah kocak dan ocehan komedi dari Almarhum, apa saja yang di lihat dan katakan oleh mulutnya akan jadi bahan candaan dan pastinya akan mengundang tawa banyak orang.
“Bahkan orang yang sedang marah besarpun bisa berubah 360 derajat menjadi tertawa terbahak-bahak jika mendengar lawakannya, ” ungkap Bripka Arif S. Kadili sebagai keponakan Almarhum.
“In Shaa Allah niat baik Almarhum dalam menghibur orang banyak bisa menjadi penggugur dosa-dosanya, Hujan Air Mata dan Do’a Melepas Kepergianmu, semoga amal ibadahmu di terima oleh Allah SWT, Aamiin Yaa Rabbal Alamin,” harap Bripka Arif dengan mata berkaca-kaca.
“Sembah sujud Anakda buat Ayah tercinta Nasir Ibrahim, Anakda memohon ampun jikalau anakmu ini banyak dosa kepadamu Ayah dan Anakda juga mohon ampun jika ada harapanmu yang belum terpenuhi, semoga Allah memudahkan dan membukakan pintu Surga yang selebar-lebarnya buatmu Ayah, kami anak-anakmu sangat sayang kepadamu tetapi Allah lebih sangat sayang kepadamu, kami telah ikhlas akan kepergianmu, “Rabbighfirli Waliwalidayya Warhamhuma Kama Rabbayani Shaghiran,” tutup Rifai Ibrahim dengan air mata yang mengalir deras.
Selamat Jalan Proklamator “Kali Serdadu..”
Tiada Lagi Sosok Komedian Sekaligus Guru Yang Akan Menghibur Dan Membimbing Kami..
Kami Telah Ikhlas Melepaskan Kepergianmu..
Jalanmu Jalan Kami Juga..
Rabbana Atina Fiddunya Hasanah Wa Fil Akhiroti Hasanah Waqina ‘Adzabannar.
(0N4L/RF)