Rekamfakta.com, Kabupaten Boalemo – Masyarakat yang mengatas namakan Anak Muda Peduli Anggaran Desa (Ampedas), mengutuk keras atas tindakan kesewenang-wenangan Kades Buti Kecamatan Mananggu terhadap anggaran dana desa.
Mereka menduga keras, bahwa ada permainan yang dilakukan kades terhadap pekerjaan fisik pada pembangunan kandang ayam tahun 2020, yang nilai anggarannya kurang lebih Rp. 126.000.000. Hal itu dikatakan Fikri Umar selaku ketua Ampedas kepada media ini, Selasa 12/1/2021.
Lebih aneh lagi menurut mereka, pada proyek tersebut, tidak terpasang papan proyek, sehingga tidak adanya transparansi kepada masyarakat
“Saya dan teman-teman mencurigai adanya penyelewengan pada pekerjaan pembuatan kandang ayam, karena dengan informasi yang kami himpun, yang namanya tidak ingin saya sebut, intinya uang di 3 kaur Sudah diambil alih oleh kades tanpa ada bukti fisik dan kwitansi, dan kades buti tidak mau menanda tanggani kwitansi disaat dirinya membelanjakan pengelolaan pekerjaan tersebut ” Bebernya
Ia juga menambahkan, bahwa ditengan krisis ekonomi saat ini, justru hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, juga telah merampas tugas dan wewenang pelaksana kegiatan, setau kami kepala desa hanyalah menyetujui, bukan mengelola apa lagi mengambil tupoksi pelaksana kegiatan dari segi pembelanjaan atau pun pembayaran
“ Dalam masa pemulihan ekonomi nasional adanya pandemi corona ini harusnya, di berdayakan pekerjaan lokal desa bukan dari luar desa, padahal masih banyak masyarakat lokal yang membutuhkan adanya pekerjaan itu. Hal ini tentunya membuat saya dan teman-teman menduga ada yang tidak benar dengan pekerjaan itu, dan harus kita awasi karena ini uang negara bukan milik pribadi, dan pengelolaannya berdasarkan regulasi yang ada” Tegas Uyan dengan Geram
Lebilh lanjut kata Uyan “Oknum Kepala Desa buti telah menyalahgunakan wewenang dan jabatannya, dalam segi pembelanjaan harusnya menjadi kewenangan tim pelaksana kegiatan, ironisnya kades itu sendiri yang mengambil alih pembelanjaan tersebut bahkan kami memiliki rekaman sebagai bukti soal kecurigaan saya dan teman-teman” Lanjutnya
Fikri yang mengetuai Ampedas itu, bersama teman-teman lainnya, meminta kepada kades buti, sesegeranya beriitikat baik dan menyelesaikan semua persoalan yang telah meresahkan warga desa.
“Untuk kepala desa kalau memang tidak mampu dan beritikad baik untuk menyelesaikan program-program yang ada di desa, lebih baik mundur saja dari kepala desa” pinta mereka
Terkait hal itu, mereka meminta kepada pihak Apip atau Inspektorat Boalemo, segera menindak lanjuti persoalan tersebut hingga tuntas.
“Kami minta Inspektorat Boalemo tindak lanjuti hal ini, Saya dan teman teman akan mengawal persoalan ini sampai tuntas, karena tingkah laku li ayah yang so bagini dan ini bukan kali pertama dia bekeng begini, kita simpulkan semua proyek yang di desa buti yang berbentuk fisik maupun non fisik, dugaan kami pasti ada penyelewangan anggaran”. Tukas Fikri dan pemuda lainnya
Sementara itu, Kepala Desa Buti, Sudirman Ibura saat dikonfirmasi lewat via telepon, tidak mengetahui keberadaan papan proyek saat ini, ia juga mengakui telah membelanjakan barang perlengkapan posyandu dan kandang ayam dikarenakan tim penyedia tidak mau menyediakan barang tersebut.
“Kita suruh belanja dorang justru dorang tidak mau, dari anggaran posyandu, perlengkapan alat kematian, kandang ayam so takurang depe uang, makanya dorang tako, sudah kalau begitu kita so belanja kamari dan soal papan informasi anggaran tidak tau so ta taruh di mana” Jelas Sudirman
Sudirman kembali mengatakan bahwa kekurangan uang untuk pekerjaan kandang ayam itu, untuk peralihan di bantuan langsung tunai (BLT) dan pajak. “ Dari pada disaat pemeriksaan baru belum mo jadi-jadi ini dia, makanya kita yang so belanja” Tukasnya. (Arlan Arif/RF)