Rekamfakta.com, Gorontalo – Secara umum, Limbah medis atau Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diketahui adalah suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.
Namun, herannya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloe Saboe Gorontalo, ditemukan banyakanya limbah medis yang berserakan dan sudah bercampur dengan sampah umum di sekitar RS tersebut.
Rumah Sakit Aloe Saboe atau RSAS adalah rumah sakit terbesar di Provinsi Gorontalo yang merupakan pusat rujukan pelayanan kesehatan di Gorontalo. Namun dari hasil pantaun media ini, menjadi cukup sulit bagi tim kesehatan lingkungan RSAS untuk menangani limbah medis di lingkungan rumah sakit itu sendiri.
Pengelolaan limbah B3 di Aloe Saboe yang “Amburadul” menjadi ancaman tersendiri bagi kelangsungan hidup manusia ketika dibiarkan seperti itu. Padahal, RSAS telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga dalam hal mengangkutan hingga pemusnahan limbah medis.
Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo, dr. Andang Ilato ketika ditemui enggan memberikan keterangan. Dan mengarahkan pihaknya untuk menjelaskan kepada Wartawan.
“ Tentang apa..? Nanti hubungi saja pak Yulfan.” Singkat Andang
Di waktu yang sama, Administrasi Kesehatan RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo, Yulfan Anggowa, S.KM mengatakan bahwa penanganan limbah medis di Rumah Sakit Aloei Saboe sudah berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP).
“ Penanganan limbah medis di Rumah Sakit Aloei Saboe, itu sudah sesuai dengan SOP, artinya di ruangan sudah kita Pilah-pilah antara sampah umum dan sampah medis. Untuk Rumah Sakit Aloei Saboe sendiri sejak tahun 2019 kita menggunakan pihak ketiga dalam hal pengangkutan limbah medis. “ Jelas Yulfan kepada wartawan Selasa 10/05/2022
Lebih lanjut Ia menjelaskan, di RSAS memiliki petugas kesehatan lingkungan yang tugasnya menangani limbah medis hingga penyortiran limbah tersebut.
Rachmad/RF